Minggu, 15 Juli 2012

Kumpulan PNS-PNS Bandel Plus Nakal

Ini adalah beberapa oknum PNS yang yang fotonya banyak beredar di Internet dan populer karena kenakalannya, polah mesum dan bejat menunjukan, PNS juga manusia. Manusia tidak ada yang sempurna, tetapi bolehlah kita mengharap bahwa mereka digaji dengan uang setoran pajak kita, harusnya lebih bisa mengendalikan nafsunya. Memberi pelayanan publik yang baik, bukan arogansi saja yang ditunjukan.













Anisa Manis Laris Manis>>>

Geliat Sinta Di Bangku Taman>>>

Kembang Desa lagi Nyuci Baju Di Kali>>>

Sandy Seragam SMU Ngangkang>>>

Tips Menyembuhkan Batuk Dalm Waktu 10 Menit Di Malam Hari>>>

Nemu Foto Ginian Di HP Second>>>

Rabu, 11 Juli 2012

Inilah Alasan Mengapa SBY ‘Tidak Berani’ Bubarkan Ahmadiyah

Adnan Buyung dan Presiden SBY
Buku terbaru Adnan Buyung Nasution mengungkap sejumlah fakta, di antaranya usaha Buyung ‘menekan’ SBY agar tidak membubarkan Ahmadiyah. Kalau sama Buyung saja SBY tunduk, bagaimana menghadapi lawan-lawan politiknya yang lebih dari Buyung?
Kontroversi buku “Nasihat untuk SBY” yang ditulis oleh Adnan Buyung Nasution terus menggelinding. Buku yang berisi pengalaman Buyung sewaktu menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu dianggap membocorkan rahasia negara.
Presiden SBY dan orang-orang di lingkar elit kekuasaannya pun dibuat merah telinganya. Maklum, isi buku ini bisa dibilang menguliti habis performance SBY sebagai presiden yang dianggap seringkali tidak menghiraukan masukan dari Wantimpres. Sebagai orang yang merasa paling senior, Buyung begitu teganya mengungkap hal-hal terkait hubungannya dengan SBY selama menjadi Wantimpres.
Namun, ada hal yang cukup menarik untuk dibongkar dan perlu diketahui oleh umat Islam. Ketika kaum Muslimin di Indonesia begitu gencar dan ramai melakukan aksi di berbagai daerah di Indonesia dengan menuntut pemerintah agar membubarkan kelompok penista akidah Islam seperti Ahmadiyah, diam-diam Buyung yang waktu itu menjadi anggota Wantimpres melakukan lobi-lobi khusus untuk menekan SBY agar tidak membubarkan Ahmadiyah. Padahal, ketika itu kementerian-kementerian terkait dan aparat penegak hukum, bahkan Presiden SBY sudah dalam posisi siap membuat kebijakan untuk membubarkan Ahmadiyah. Apalagi, Ahmadiyah seringkali melanggar kesepakatan yang dibuat oleh pemerintah dan umat Islam.
Dalam bukunya tersebut, aktivis gaek yang selalu ingin dipanggil “abang” ini mengakui bahwa dirinyalah yang meminta presiden agar tidak mengeluarkan kebijakan untuk membubarkan Ahmadiyah. Buyung pernah berkirim surat secara pribadi kepada SBY agar SKB 3 Menteri tidak dikeluarkan. Beberapa waktu setelah surat itu dikirim, SBY memanggil Buyung untuk bicara empat mata terkait masalah Ahmadiyah. “Kita tak boleh mengalah pada tekanan golongan garis keras Islam. Negara tidak boleh takut, negara tidak boleh kalah,” ujar Buyung kepada SBY. Kata-kata dari kalimat Buyung terakhir, digunakan oleh SBY ketika menyikapi insiden Monas 1 Juni 2008, dimana massa umat Islam bentrok dengan massa Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).
Namun, demo menuntut pembubaran Ahmadiyah tidak pernah surut malah makin membesar. Forum Umat Islam (FUI) bahkan mampu menggalang massa yang luar biasa banyaknya ke depan istana negara. Di berbagai daerah, umat Islam pun bergerak melakukan demonstrasi massal. Dukungan tak hanya datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), namun instansi kementerian-kementerian terkait dan aparat penegak hukum juga mulai mempertimbangkan masukan umat Islam agar Ahmadiyah dibubarkan. Apalagi, dalam berbagai kesepakatan dengan pemerintah dan umat Islam, Ahmadiyah seringkali ingkar.
Di tengah gerakan massa Islam yang semakin membesar, Buyung dengan sangat arogan mengatakan kepada media massa, “Kalau ada golongan garis keras Islam, entah namanya FPI, HTI, FUI yang selama ini sesumbar mengancam menyerbu istana, mau menduduki istana, saya akan ada di situ membela pemerintah. Jangan coba-coba main adu kekerasan. Mati pun untuk konstitusi, bagi saya tidak apa-apa.”
Sikap ngotot Buyung dalam membela Ahmadiyah dilakukan dengan cara-cara yang melanggar aturan sebagai Wantimpres. Buyung misalnya, menerima delegasi Ahmadiyah secara terang-terangan dan membuat surat rekomendasi kepada Presiden SBY agar tidak membubarkan Ahmadiyah. Padahal dari beberapa anggota Wantimpres, hanya empat orang yang setuju agar presiden tidak membubarkan Ahmadiyah, yaitu Buyung Nasution, Subur Budhisantoso, Prof. Emil Salim, dan Dr Syahrir.
Anggota Wantimpres lainnya, seperti KH Ma’ruf Amien, dengan tegas menolak keinginan Buyung dkk. KH Ma’ruf Amien bahkan sempat bersitegang dengan Buyung, yang kemudian terlontar kata-kata yang tidak pantas dari Buyung—yang selalu mengaku demokratis—terhadap kiai yang juga tokoh MUI itu.
Setelah rekomendasi agar SBY tidak membubarkan Ahmadiyah dikirim oleh Buyung dkk, mereka menanti dengan harap-harap cemas. Mereka khawatir, SBY akan terpengaruh dengan aksi massa Islam yang kian hari kian membesar. “Dalam rangka menunggu jawaban presiden, setiap dua kali sehari saya telepon Hatta Rajasa,” cerita Buyung. Bayangkan, setiap dua hari sekali, Buyung terus ‘menekan’ SBY dengan menelepon Hatta Rajasa agar presiden segera mengambil keputusan untuk tidak membubarkan Ahmadiyah.
Setelah menanti dengan harap-harap cemas, saat menghadiri resepsi pernikahan seorang anak pejabat di Bandung, Buyung bertemu dengan SBY. Melalui Hatta Rajasa, SBY meminta Buyung agar datang ke mejanya dan berbicara empat mata. Terjadi perbincangan antara Buyung dan SBY sebagaimana diceritakan dalam bukunya:
“Bang Buyung, saya sudah pelajari isi surat abang dan sudah saya pikirkan kasus Ahmadiyah ini. Abang benar, kita tidak boleh mengalah pada tekanan golongan garis keras Islam. Sebab, sekali kita menyerah, mengalah pada mereka, nantinya mereka akan menuntut lebih jauh lagi, lebih jauh lagi. Habislah negara ini dikuasai oleg golongan Islam fundamentalis,” demikian ucapan SBY sebagaimana diceritakan Buyung.
“Saya senang sekali, terima kasih,” jawab Buyung.
“Tapi ada syaratnya, Bang,” kata SBY.
“Saya minta Bang Buyung bicara langsung dengan tiga menteri itu, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Jaksa Agung,” timpal SBY.
Dari dialog tersebut nampaklah bahwa tipikal SBY memang tak mau mengambil risiko sendiri, safety player, sehingga meminta Buyung Nasution supaya menjelaskan kepada para pembantunya di kabinet agar tidak setuju dengan keinginan umat Islam untuk membubarkan Ahmadiyah. Dengan kata lain, SBY tidak berani berhadapan langsung dengan arus besar yang menuntut pembubaran Ahmadiyah, termasuk arus besar yang juga terjadi dalam kabinetnya.
Setelah pertemuan di Bandung, Hatta Rajasa benar-benar mengatur pertemuan antara Buyung, Mendagri, Menteri Agama, dan Jaksa Agung. Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Hatta Rajasa itu, Buyung memaparkan alasan-alasannya mengapa ia tak setuju jika Ahmadiyah dibubarkan. “Saya jelaskan permasalahannya. Mereka mendengarkan pendapat saya. Ada sedikit perdebatan kecil, tapi tidak ada yang berkeras. Jaksa Agung (Hendarman Supandji, red) malah sependapat dengan saya. Sementara Menteri Dalam Negeri Mardiyanto agak banyak melakukan pembahasan. Rupaya mereka sudah mendengar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membenarkan pendapat saya,” cerita Buyung sebagaimana ditulis dalam bukunya.
Isu soal Ahmadiyah semakin memanas, sehingga terjadi bentrokan di Monas pada 1 Juni 2008. Peristiwa ini mengakibatkan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab dan Panglima Komando Laskar Islam Munarman mendekam dalam sel penjara. Di luar dugaan, meski tokoh FPI masuk penjara, namun aksi massa menuntut pembubaran Ahmadiyah bukannya surut, tapi malah membesar.
Pada 9 Juni 2008, gelombang aksi massa itu memadati istana negara. Mereka bahkan berencana menginap sampai presiden benar-benar membubarkan Ahmadiyah. Akhirnya, pada hari itu, meski tak mengeluarkan Keppres pembubaran Ahmadiyah, namun pemerintah mengeluarkan SKB 3 Menteri terkait Ahmadiyah. Keputusan ini disebut oleh Ketua Umum FPI sebagai keputusan “banci”, karena tidak berani membubarkan Ahmadiyah yang sudah jelas-jelas melakukan penodaan terhadap ajaran Islam dan melanggar banyak kesepakatan.
Meski pemerintah telah mengeluarkan SKB 3 Menteri, namun bagi Buyung perjuangannya mempengaruhi SBY agar tidak membubarkan Ahmadiyah telah berhasil. Ia merasa bangga telah mempengaruhi SBY agar tidak membubarkan Ahmadiyah. “SKB 3 Menteri itu paling tidak telah menunjukkan keberhasilan saya dalam mencegah pembubaran Ahmadiyah,” kata Buyung bangga.
Cerita ini sedikit menguak sebuah fakta yang sungguh ironis, yaitu hanya karena tekanan seorang Buyung Nasution yang sangat sekular dan liberal, Presiden SBY tidak berani membubarkan Ahmadiyah. Jika menghadapi seorang Buyung saja SBY bisa bertekuk lutut, bagaimana kalau menghadapi lawan-lawan politiknya yang lebih dari Buyung?
Sudah jadi rahasia umum pula, SBY takut membubarkan Ahmadiyah karena tekanan dari negara-negara Eropa, termasuk dari para anggota kongres Amerika. Menyedihkan!


Tukang Potong Rambut Cantik Bugil>>>

Ayu azhari Paha Pahe>>>

Rok Mini Di Gedung DPR[paha hot]>>>

Ayu azhari Gak Pake BH>>>

Pakai Baju Batik, Wanita Saksi Hidayat-Didik Diancam Ditelanjangi

pks-diy
Ternyata pemilukada Jakarta membawa banyak cerita. Salah satunya, ada laporan dari saksi wanita dari PKS yang diancam dengan kata-kata sangat tidak pantas dan diancam ditelanjangi jika tidak mau mengganti baju batik yang dikenakannya.
“Itu akan kami tindaklanjuti ke KPUD karena seragam bukan alat peraga,” ungkap Hidayat Nur Wahid saat ditemui wartawan dalam silaturahimnya dengan Jokowi.
“Jadi kader kami yang bernama Mardinah, Yuli, dan Erna. Mereka disuruh melepaskan baju mereka. Katanya begini, ‘Buka tuh baju batik, kalau enggak gue telanjangi nanti’,” cerita anggota tim advokasi timses Hidayat-Didik Agus Otto, di Pos Hidayat-Didik Center di Jalan Warung Buncit no. 30, Jakarta Selatan, Rabu (11/7/2012).
Dilaporkan bahwa hal itu terjadi di TPS 40 yang berada di Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat. Agus mengatakan bahwa kata-kata itu terucap dari seorang suami petinggi kelurahan Cempaka Putih Timur.
Agus mengetahui nama petinggi Kelurahan Cempaka Putih Timur itu, namun belum mengetahui nama suaminya. Agus menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti hal ini. Pihaknya meminta ada permintaan maaf terbuka dari yang bersangkutan.
“Ini kan tindak pidana murni. Kami minta yang bersangkutan minta maaf secara terbuka di depan umum. Karena ia bilang di depan umum, kalau tidak bisa kami tuntut,” sambung Agus.
Menurut cerita Agus, saat ini pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak terkait di Cempaka Putih Timur.
Selain itu, Hidayat Nur Wahid bersama Jokowi sepakat bersama-sama melaporkan 27 kasus money politic ke Panwaslu.
Rival Politik, Namun Tetap Bersilaturahim
Bagi PKS, silaturahmi penting. Hal itu dikatakan calon gubernur dari PKS, Hidayat Nur Wahid, dalam konferensi pers setelah bertemu calon gubernur dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi), di markas PKS Warung Buncit, Jakarta Selatan.
“Kita harus memberikan contoh bagaimana menjaga pertemanan, kompetisi bukan berarti tidak bisa bersahabat, karena politik Jakarta menjadi barometer politik Indonesia,” kata Hidayat Nur Wahid saat jumpa pers, Rabu (11/7).
Pembicaraan Jokowi dengan Hidayat lebih banyak seputar persoalan komunitas-komunitas pendukung mereka yang tidak bisa mencoblos karena tidak diundang. Ada juga yang tidak terdaftar tapi bisa mencoblos karena membawa KTP.
“Kalau memang jumlah kecurangan ini besar dan berpengaruh, akan kami gugat hingga MK,” tegasnya.
“Kami juga bicara tentang saksi yang mendapat intimidasi. Saksi kami yang pakai baju kotak-kotak dan batik tidak boleh masuk TPS. Kami saling bela dan itu sangat baik,” tegasnya.




Rok Mini Di Gedung DPR[paha hot]>>>  

lihat Bidadari Tocil buka BH>>>

Iran Tidak Pernah Berperang Melawan Israel

nahimunkar
Opini yang mengatakan  hanya Iran  Negara yang konsen mendukung Hamas dipertanyakan oleh Tiar Anwar Bachtiar. Pengarang buku “Mengapa Hamas Dibenci Israel” ini menyatakan dalam sejarah,  Iran belum pernah sama sekali terlibat perang melawan Israel.
“Klaim itu perlu dibuktikan,” tegasnya sebagaimana dikutip Hidayatullah, Rabu (11/07/2012) menanggapi pernyataan Anggota Dewan Revolusi Iran, Prof Rahimpour Hassan Azghadi.
Tiar mencontohkan pada kasus Mesir. Peralihan kepemimpinan dari Husni Mubarak ke Muhammad Mursy mampu mengubah peta Mesir dan Palestina. Mursy yang berasal dari kelompok Al Ikhwan seperti Hamas juga diterima baik oleh Arab Saudi.
“Artinya secara prinsip Arab Saudi sangat mendukung Hamas dan Palestina untuk merdeka,” katanya yang juga menjelaskan derasnya dukungan masyarakat sipil Arab kepada Hamas tidak bisa dikesampingkan.
Begitu pun ketika rombongan relawan Kapal Mavi Marmara dari berbagai negara melakukan perjuangan untuk membantu warga Gaza.
“Mereka pasti ingin bertemu Hamas, bukan Fatah,” ujarnya. “Jadi tidak betul hanya Iran yang mendukung Hamas,” sambungnya.
Terkait dengan pernyataan Hassan bahwa politik luar negeri Iran tidak pernah mengandung kepentingan Syiah, Tiar memiliki pandangan tersendiri. Meski, tidak selamanya diplomasi Iran melulu mengandung muatan teologis, tetapi tetap saja dasar ideologis itu pasti menyertai setiap kebijakan Iran.
“Jadi tidak mungkin faktor ideologi dikesampingkan begitu saja. Apalagi Iran memang mendeklarasikan Syiah sebagai ajaran resminya,” tandasnya.
Ketua Umum PP Pemuda Persis ini menyimpulkan dukungan Iran kepada Palestina tidak lebih kepada muatan ekonomi dan politik. Palestina menjadi menarik karena ia bersinggungan dengan geopolitik Timur Tengah.
“Siapa yang menguasai Palestina, maka dia akan menguasai jantung dunia. Makanya Palestina akan menjadi rebutan,” papar kandidat Doktor Sejarah UI ini.

Mahfud MD Bolehkan Komunis dan Atheis Hidup di Indonesia

Musisi online
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan, keberadaan golongan penganut ateis dan komunis di Indonesia diperbolehkan. Hal tersebut mengacu pada konstitusi bahwa kebebasan harus dianggap setara.
“Semenjak ada MK, kebebasan individu ateis dan komunis bebas menjalankan apa yang dianutnya di Indonesia. Tapi mereka tidak boleh mengganggu kebebasan orang lain, terutama orang yang menganut agama tertentu. Kebebasan harus dianggap sama,” ujar Mahfud MD di sela-sela konferensi pers kedatangan Angela Merkel di MK, Jakarta, Selasa (10/7/2012).

Menurut Mahfud, pelarangan terhadap keberadaan individu ateis dan komunis melanggar hak asasi manusia. Begitu juga bahwa penganut ateis dan komunis, mereka tidak boleh mengganggu keberadaan individu beragama.
Pernyataan dari Mahfud yang memperbolehkan seorang ateis dan komunis hidup di Indonesia didasarkan pada pertanyaan eksplisit Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang menyinggung kebebasan beragama dan proses demokratisasi di Indonesia.
Pelarangan atas keberadaan individu ateis ataupun komunis adalah sama saja dengan melanggar upaya penegakan HAM dan demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia.
Anti Pancasila
Pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang memberikan hak hidup komunis dan atheis menandakan dirinya anti Pancasila.
Demikian dikatakan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung kepada itoday, Rabu (11/7).
Kata dosen Uhamka Jakarta ini, dalam logika Pancasila, keberadaan komunis dan atheis sudah bertentangan.
“Logika Ketuhanan yang Maha Esa sangat bertolak belakang dengan atheis dan komunis terlebih lagi bagi agama Islam. Semua agama akan menentang keberadaan komunis dan atheis,” papar Alfian.
Menurut penulis buku ‘Mengganyang komunis: langkah & strategi menghadapi kebangkitan PKI’ ini, Mahfud MD tidak seharusnya menyatakan seperti itu di hadapan Kanselir Jerman Angela Merkel terlebih lagi di negeri Bavaria tersebut Nazi juga dilarang.
“Sebenarnya di Jerman sendiri Nazi dilarang. Bicara masalah demokrasi masih ada rambu-rambunya terhadap ideologi yang mempunyai catatan hitam terhadap suatu bangsa,” jelasnya.
Kata Alfian, ideologi komunis maupun atheis bertentangan secara konstitusi dan tidak bisa eksis di Indonesia. “Tap MPRS No 25 Tahun 1966 dan UU No 27 tahun 1999 menjadi landasan konstitusi larangan komunis dan atheis di Indonesia,” ungkap Alfian.

Ashriyanti, PNS yang Mengaku Nabi


 
Gambar Ilustrasi

Penulis : Kontributor Halmahera, Anton Abdul Karim | Sabtu, 30 Juni 2012 | 07:39 WIB
dari KOMPAS — Pengakuan sebagai utusan Tuhan alias nabi kembali terjadi. Di Maluku Utara, seorang perempuan bernama lengkap Ashriyanti Samuda (30), warga Kabupaten Kepulauan Sula, mengklaim dirinya sebagai seorang rasul (nabi).


Kita sudah panggil dia untuk berdialog dan kita sidangkan dia. Dia seolah mengklaim dirinya seorang nabi sebagai utusan Allah.
-- Rabia M Alhadar

Pengakuan sebagai nabi itu diketahui Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara sejak dua bulan lalu. Namun, MUI Maluku Utara baru memanggil yang bersangkutan untuk disidang pada 15 Juni lalu.

Saat disidang, Ashriyanti tetap berkeras mengklaim dirinya sebagai utusan Tuhan. Hal ini diungkapkan Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan MUI Maluku Utara, Rabia M Alhadar, saat pelantikan pengurus MUI Kabupaten Pulau Morotai, Jumat (29/6/2012) kemarin.

Rabia mengatakan, pengakuan Ashriyanti sebagai nabi muncul pada pertengahan Mei 2012 lalu. Mencuatnya pengakuan "nabi palsu" oleh Ashriyanti ini lantaran diterbitkannya sebuah buku dengan judul Pemimpin yang Diutus Cahaya dari Indonesia Timur for Presiden RI 2014.

Setelah diteliti, buku tersebut tidak memiliki penerbit yang jelas. Diduga buku tersebut dicetak sendiri oleh Ashriyanti. Beruntung, buku yang intinya mengklaim penulis sebagai utusan Tuhan itu belum beredar luas di masyarakat.

"Kita sudah panggil dia untuk berdialog dan kita sidangkan dia. Dia seolah mengklaim dirinya seorang nabi sebagai utusan Allah," kata Rabia.

Menariknya, lanjut Rabia, saat MUI bertanya tentang jumlah umat yang sudah mengikutinya, dengan santai Ashriyanti mengklaim semua orang adalah umatnya.

"Dia malah menjawab, Anda-anda ini umat saya," kisah Rabia.

Sejauh ini, MUI Maluku Utara sendiri belum bisa mengindentifikasi jumlah pengikut "nabi palsu" ini. Sebab, menurut Rabia, cara penjaringan pengikut Ashriyanti dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Namun, diduga pengikut Ashriyanti ada di Kepulauan Sula dan di Ternate. Saat ini, aktivitas Ashriyanti berada dalam pengawasan MUI Maluku Utara.

"Dia ini PNS di Sula. Kini dia melakukan aktivitas sembunyi-sembunyi di Sabia (salah satu kelurahan di Kota Ternate Tengah). Bahkan, dia ada pengikutnya," tambah Rabia.

Rabia kembali menambahkan, status Ashriyanti sebagai PNS di Kepulauan Sula pun diduga tidak lagi aktif. Hal tersebut karena yang bersangkutan jarang beraktivitas sebagai PNS.

Atas nama MUI Maluku Utara, Rabia lantas mengimbau kepada seluruh umat Muslim Maluku Utara agar tidak terpancing dengan ajaran-ajaran yang sesat seperti dibawakan oleh Ashriyanti.

"Karena dalam Al Quran sudah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang paling terakhir. Bila ada yang mengaku sebagai nabi di zaman sekarang ini, maka itu dikategori ajaran sesat yang dirasuki oleh syaitan," imbau Rabia.

Editor :Musisi

kompas.com

Selasa, 10 Juli 2012

Upskirt Asty Ananta Celana Dalam Asty Ananta


[Asti+Ananta+paha+indah+photo.jpg] 
Asti Ananta upskirt moment photoshot, Asty Ananta or full Annastya Wardhani Yuntya Eka was born in Semarang, Central Java, June 19, 1984, known as a soap opera player, host and singer. He is best known as host of a talent contest in musuik Dangdut TPI KDI.Also the first child of three brothers from the family H. Hendra Yuntianungrum TW and Hj's, also appeared on the show laughter afternoon (TransTV), programs ESQ (RCTI) and a number of FTV. Currently, the artist who started his career as a star that was cool Sunsilk attend Dandut Seleb 2, which was broadcast quiz Vetty paired with verra.
Upskirt Asty Ananta [Asti+Ananta+paha+mulus+.jpg][Asti+Ananta+upkist.jpg][Asti+Ananta+upkist+foto.jpg][Asti+Ananta+upkist+foto+seksi.jpg][Asti+Ananta+upkist+fotoshot.jpg]

Ayam Kampus Pamer Tocil



 lihat Bidadari Tocil buka BH>>>

Sabtu, 07 Juli 2012

kumpulan paha wanita kantor




ngintip rok karyawati perusahaan aneh senin karyawati wajib pakai rok mini kamis tanpa bh 400x300
PNS Ngangkang, Waktu Sepi Kegiatan Di Kantor
PNS Ngangkang, Waktu Sepi Kegiatan Di Kantor

Paha Bu Guru

Paha Bu Guru

Namaku Arif, ini adalah kisah yang baru saja aku alami. Aku adalah siswa dari salah satu SMA negeri terkenal. Saat ini aku duduk di kelas tiga jurusan IPS. Memasuki tahun 2007 berarti persiapan buatku untk lebih serius belajar menghadapi ujian akhir. Aku tahu aku tidak begitu pintar, maka itu aku selalu mencari cara agar guru-guru bisa membantuku dengan nilai. Cara yang aku gunakan adalah selalu mengajukan diri untuk menjadi kordinator pelajaran di sekolah.
Pengalaman menjadi kordinator di kelas tiga inilah yang membawa diriku ke pengalaman yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup. Awalnya aku biasa-biasa saja ketika mendengar aku dipilih menjadi koordinator pelajaran Pendidikan Pancasila. Namun lama-lama aku senang karena ternyata bu Mumum lah yang kembali mengajar kelasku. Ya, bu Mumum adalah guru pancasila saat aku kelas 2. Di kelas 2, bu Mumum sering jadi bahan bisik-bisik teman-teman laki2 ku. Bagaimana tidak, di kelasku itu, meja guru yang menghadap ke arah murid-murid, di depannya biasanya khan tertutup, sehingga kaki guru tidak terlihat dari arah murid, nah, di kelasku mejanya depannya tidak tertutup, jadi setiap guru yang duduk selalu kelihatan kaki dan posisi duduknya. Diantara semua guru, bu Yosi, bu Rahma, bu Tati dan sebagainya, mereka semua sadar akan keadaan meja itu dan sadar bagaimana harus duduk di kursi itu, hanya bu Mumum mutmainah lah yang tidak sadar. Beliau selalu mngajar sambil duduk dan memberikan pelajaran mengenai moral pancasila. Bu Mumum tidak sadar, jika ia duduk selalu agak mengangkang dan hampir setiap dia mengajar anak-anak cowo selalu memaksa duduk di depan supaya bisa lebih jelas melihat paha bu Mumum dan celana dalamnya yang berwarna krem.
Banyak teman-teman yang diam-diam mengambil foto selangkangan bu Mumum dari bawah meja dengan Handphone, namun hasilnya selalu tidak memuaskan karena gelap. Aku pun termasuk salah seorang dari mereka yang selalu horny lihat paha bu Mumum. Bu Mumum berusia 43 tahun, dari logat bicaranya, beliau orang sunda. Kulitnya putih agak keriput dan kemerahan. Semakin dia tidak memakai make-up, semakin nafsu teman-temanku melihatnya. Karena kulitnya menjadi agak mengkilat.
Kembali ke ceritaku, aku pun semakin sering berkomunikasi dengan bu Mumum. Dan aku mencari cara agar aku bisa menarik perhatiannya. Sisi positifnya membuat aku terpaksa membaca-baca hal-hal soal moral dan pancasila dan berusaha mencari-cari pertanyaan untuk sekedar aku tanyakan kepada bu Mumum. Ini supaya bisa menjadi alasan untukku lebih dekat dengannya. Jika berbicara lebih dekat dengan bu Mumum, aku lihat dari dekat kulitnya yang putih agak berbintik kemerahan dan keriput sedikit disana sini. Pantas saja bu Mumum selalu memakai bedak karena kulitnya akan mengkilat dan berminyak jika polos. Namun semakin membuatku bernafsu, karena pikiran ku udah terkotori dengan pengalaman saat kelas dua.
Semaksimal mungkin kubukat bu Mumum berpikiran bahwa aku adalah siswa yang sangat tertarik dengan apa yang ia ajarkan, walaupun sebenarnya tujuanku adalah dekat dengan dirinya.
Suatu hari aku bertanya apakah aku boleh meminjam beberapa buku mengenai nasionalisme yang sering bu Mumum ceritakan padaku. Bu Mumum bilang boleh saja, kalau mau ke rumah. Yes! akhirnya berhasil strategiku. Bu Mumum memberikan alamat rumahnya yang berada di Perumnas dekat SMA tiga di kotaku. Malamnya aku tidak bisa tidur, mengatur rencana seperti apa nanti kalau aku di rumah bu Mumum, mudah-mudahan suaminya belum pulang. Besok aku akan ke rumah bu Mumum sepulang sekolah, kudengar suami bu Mumum PNS di departemen pendidikan daerah, mudah-mudahan suaminya belum pulang sekitar jam dua sampai jam empat.
Esoknya sepulang sekolah aku langsung ke rumah bu Mumum. Tak disangka, saat aku sedang menyetop angkot untuk pergi ke rumah bu Mumum, ternyata bu Mumum juga tengah menunggu angkot.
“Eh, Rif, mo krumah ibu? ya sudah bareng saja”, aku senang sekali aku bisa pergi sama bu Mumum. Aku duduk bersebelahan bu Mumum di kursi depan angkot. Ooh, pahaku bersentuhan dengan pahanya yang mulus, aku takut ketahuan kalau penisku sudah mulai mengeras, maka aku tutupi dengan tasku. Sepanjang perjalanan bu Mumum cerita tentang keluarganya dan terkadang sedikit menanyakan tentang keluargaku. Aku berbohong bahwa aku sudah lama tidak mendapat kasih sayang seorang ibu, karena aku hidup terpisah, lalu aku bilang senang karena aku merasa bisa mendapatkan kenyamanan jika berbicara dan ngobrol dengan bu Mumum, rasanya bu Mumum sudah kuanggap ibu sendiri. Bu Mumum terharu dan Memegang tanganku!! Kata beliau, beliau senang mendengarnya lagian menurutnya aku anak yang baik. Dalam benakku, ya, aku memang anak “baik”, yang siap menikmati tubuh ibu. Aduh penisku sampai keluar pelumas saat itu, basah sekali.
Dua puluh menit kemudian, sampailah kami di rumah beliau. Ternyata dugaanku benar, tidak ada seorangpun di rumah beliau. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Bu Mumum bilang tunggu sebentar untuk ganti baju. Ganti baju??! dalam benakku aduh ingin sekali aku mengintip beliau ganti baju. Aku deg-degan, mataku mengarah kemana bu Mumum pergi. Beberapa menit bu Mumum keluar. Masih memakai baju gurnya sambil membawa buku. Yah, ternyata hari itu belum waktunya untukku, tapi ini adalah awal dari pengalaman yang sebenarnya.
Sejak itu aku jadi sering ke rmah bu Mumum dan kenal dengan keluarganya. Akhirnya puncak pegalaman ini, saat aku pura-pura menangis sedih frustasi akibat ayahku mau menikah lagi dan aku tidak setuju, karena itu ayahku mengusirku dan tidak boleh pulang ke rumah. Tentu saja ceritanya aku karang sendiri. Bu Mumum sangat bersimpati padaku, saat aku cerita panjang lebar di rumahnya tidak ada siapa-siapa, bu Mumum saat itu memakai daster dan tanpa make-up duduk disebelaku sambil memegang pundakku. Aku menangis pura-pura, bu Mumum menenangkan ku dengan memelukku.
Mmh, aku menyentuh pinggiran payudara bu Mumum. Akhirnya aku mencium aroma tubuhnya. Aku mempererat pelukanku dan kepalaku aku sandarkan di leher bu Mumum. aku bisa menghirup aroma lehernya. Bu Mumum memelukku erat pula. Secara nekat kuberanikan diriku untuk mencium pipi bu Mumum secara lembut. Dan bilang kalau aku minta maaf tapi aku merasa cuma bisa tenang jika dekat ibu Mumum. Bu Mumum bilang tidak apa-apa. Aku pun memberanikan mencium pipinya lagi, tapi kali ini lebih dekat ke pinggiran bibir, cukup lama kutempelkan bibirku di pinggiran bibirnya. Bu Mumum diam saja sambil terus memelukku dan mengelus-elus punggunggu sambil menenangkan. Apakah bu Mumum terasa bahwa penisku yang sudah menegang kutempelkan di pahanya. Ku coba menggesek-gesekkan perlahan penisku ke paha bu Mumum. Bu Mumum tahu. Namun beliau diam saja. Aku pegang pipi beliau, tentunya air mataku masih mengalir, sambil aku lekatkan bibirku dengan bibirnya sambil berkata “Ibu…”, bibir bu Mumum tidak terbuka, beliau tetap diam, walaupun bibirku bergerak-gerak mencium bibirnya. Berbarengan dengan itu, aku tekan dan gesekkan terus penisku yang sudah basah ke paha bu Mumum. Kami berdua duduk di sofa. Bu Mumum tahu aku sedang apa dan beliau diam saja, mebiarkan ku beronani dengan menggunakan paha dan bibirnya sebagai media masturbasiku. Aku gesek-gesekkan terus dan terus, bu Mumun tampaknya memejamkan mata dan tidak berkata apa-apa. OOh pembaca, wajahnya aku ciumi, nafasnya aku hirup, dan pahanya yang besar dan lembut aku tekan-telan dengan penis, gesek terus.. Ooh..terus… Dan akhirnya ouuhh.. Cepat sekali aku ejakulasi.
Aku pun lemas sambil memeluk ibu Mumum yang hampir posisinya setengah tertidur di sofa akibat aku tekan terus. Bu Mumum pelan-pelan bilang, “udah..? hm?”, kata bu Mumum pelan dan terdengar sayang sekali denganku. Aku minta maaf sekali lagi dan bu Mumum bilang ia mengerti.
Tentunya setelah kejadian itu, aku semakin dekat dengan ibu, sampai detik ini.. Suaminya dan teman-temanku tidak tahu hubungan kami. Walaupun aku belum sampai berhubungan seks dengan bu Mumum, namun bu Mumum selalu tahu dan bersedia menjadi media onaniku, dengan syarat pakaian kami masih kami kenakan, bu Mumum hanya menyediakan pahanya dan memperbolehkan aku menindihnya dan menekan-nekan penisku ke paha dekat selangkangannya sampai aku dapat klimaks. Maka itu, aku selalu membawa celana dalam cadangan saat aku bilang ke bu Mumum kalau aku ingin ke rumah ibu Mumum. Bu Mumum, arif sayang sama ibu. Biarlah arif tidak berhubungan seks dengan ibu tapi adanya ibu cukup membuat Arif bahagia. Bisa klimaks di atas tubuh ibu dan mencium bibir ibu

 Paha Bu Guru